Senin, 07 Januari 2008

B-35 PERISTIWA DI SEPUTAR WAFAT BELIAU

PESAN KEPADA ANAK BELIAU ;
Sebelum al Ghauts al A'zham RA wafat, putra beliau, Syekh Saifuddin Abdul Wahhab RA, meminta wasiat kepada beliau. Menjawab permintaan ini, Syekh Abdul Qadir al Jilani RA berkata, 'Takutlah kepada Allah SWT, jangan takut kepada selain Allah. Selalulah menghadapkan diri kepada-Nya. Mohonkan segala permintaanmu kepada Allah. Jangan meminta kepada selain Allah. Jangan menyembah kepada selain Allah. Teguhlah dalam tawhid, tidakada keselamatan selain dengan tawhid. Jika hati tersambung kepada Allah, maka tidak ada hal lain yang indah di mata sang pemilik hati itu. Aku telah mencapai maqam Cinta Sejati. Di situ tidak ada tempat bagi kecintaan duniawi.'

KEHADIRAN MAKHLUK MAKHLUK SELAIN MANUSIA
Sebelum wafat, beliau berpaling kepada putra putri beliau, 'Menjauhlah dariku, saat ini, tampak seolah olah hanya kalian yang ada disini, namun sesungguhnya bukan hanya kalian yang hadir. Selain kalian, hadir pula makhluk makhluk Allah lain. Beri tempat untuk mereka, tunjukkan rasa hormat kepada mereka, minggirlah. Kini adalah saat saat rahmat dan ampunan. Jangan sesaki tempat ini'. Setelah mengucapkan kata kata ini, beliau melanjutkan, 'Semoga keselamatan, rahmat dan ampunan Allah terlimpahkan atas kalian. Semoga kita semua diampuni dan semoga Allah memberikan rahmat-Nya kepada kita'. Ucapan ini adalah jawaban terhadap salam dari para malaikat yang hadir di hadapan beliau. Diriwayatkan bahwa beliau menjawab salam mereka sepanjang siang malam penuh.

PERNYATAAN KESETIAAN KEPADA AHL SUNNAH
Syekh Abdur Razzaq RA dan Syekh Musa RA, dua putra beliau berkisah, 'Syekh mengangkat kedua tangan beliau dan berkata, 'Semoga keselamatan, rahmat dan ampunan Allah terlimpahkan atas kalian. Bertobatlah dan bergabunglah ke dalam Sawad al A'zham (Jamaah mayoritas atau Ahl Sunnah wal Jamaah). Untuk sebab inilah aku diutus. Sesungguhnya aku diutus untuk memerintahkan pada kalian untuk taat dan mengikuti Nabi Muhammad SAW. Selalulah bersikap lemah lembut'. Kemudian beliau berkata, 'Perbedaan antara aku dengan kalian dan seluruh makhluk adalah seperti jarak antara langit dan bumi. Maka, jangan berpikir bahwa ada yang setara denganku, atau bahwa aku setara dengan yang lain.'

KEADAAN BELIAU
Pada waktu itu, putra beliau, Sayyid Abdur Rahman RA menanyakan keadaan beliau, dan beliau menjawab, 'Janganlah menanyakan apapun. Dengarlah, keadaanku senantiasa berubah di hadirat Allah. Derajatku terus menerus ditinggikan seiring waktu berjalan'.

RASA SAKIT BELIAU
Putra beliau, Sayyid Abdul Aziz RA, menanyakan sakit yang beliau rasakan. Beliau menjawab, 'Kalian tidak bisa membayangkan sakit yang kuderita. Tidak satu pun manusia, jin atau pun malaikat yang pernah merasakan sakit yang kualami'.

KEADAAN HATI BELIAU
Putra beliau, Sayyid Abdul Jabbar RA, menanyakan apakah beliau merasa sakit. Beliau menjawab, 'Seluruh badanku merasa sakit kecuali hatiku. Hatiku terlindungi, oleh karena hatiku adalah perbendaharaan dada yang senantiasa berzikir kepada Allah dan yang merupakan kota Nur Nabi SAW'.

SAAT SAAT TERAKHIR BELIAU
Pada saat saat terakhir beliau di atas dunia fisik ini, Sayyid Syekh Abdul Qadir al Jilani RA berkata, 'AKu memohon pertolongan Allah. Aku bersaksi bahwa tiada yang patut disembah kecuali Allah. Dialah Yang Maha Agung dan satu satunya Wujud Hakiki yang tidak mengenal mati. Maha Suci Dia, yang menguasai hamba hamba-Nya dan mematikan mereka. Tiada yang patut disembah kecuali Allah. Muhammad SAW adalah Nabi Allah'.

WAFAT BELIAU
Pada malam wafat beliau, Syekh Abdul Qadir al Jilani RA berkata, 'Aku meminta maaf kepada kalian semua. Tahukah kalian siapakah aku ?. Aku sama sekali tidak takut pada manusia, jin bahkan kepada Malaikat Pencabut Nyawa. Wahai Malaikat Pencabut Nyawa, bawalah aku kehadirat Sang Penciptaku, yang telah menganugerahiku kesempatan menjadi wali, Dia Sang Maha Tinggi yang Maha Memerintah aku'.
Pada bulan Rabiul Akhir 561 H (ada beberapa riwayat mengenai tanggal wafat beliau, 11 atau 17), Sang Kekasih Nabi SAW, Bintang Benderang Sayyid Ali KW, Buah Hati Sayyidah Fathimah RdA, Keagungan Imam Hasan RA, Cahaya Imam Husain RA, Kesayangan Sayyid Abu Shalih RA dan Sayyidah Ummul Khair Fathimah RdA, Obor Pembimbing dan Ilmu Pengetahuan, Khalifah Habib Allah Nabi SAW, tempat Keselamatan bagi Seluruh Murid, Quthb para Quthb, Ghauts dari segala Ghauts, Wali dari seluruh Wali, Sultan para Wali dan Wali Teragung, Sang Pembangkit Agama, Penghulu Manusia dan Jin, al Ghauts al A'zham, Syekh Sayyid Muhyiddin Abdul Qadir al Jilani RA, bersinar untuk terakhir kalinya di bumi ragawi ini. Sang Wali Agung nan Bercahaya telah menyeberang jembatan kematian, yang membawa Sang Pencinta kepada Yang Tercinta. Inna Lillahi wa Inna Ilaihi Rajiun

MAKAM BELIAU ; Makam beliau yang penuh berkah (mazar) terletak di Baghdad, Irak. Makam tersebut ramai dikunjungi umat muslim, ulama besar dan tentu saja, oleh awliya setiap zaman. Semoga Allah mengokohkan kita di atas jalan Ahl as Sunnah wa al Jamaah. Semoga kecintaan kita pada al Ghauts al A'zham Syekh Abdul Qadir al Jilani RA tetap lestari dan senantiasa meneladani beliau dan hamba hamba Allah yang taat.

2 komentar:

Unknown mengatakan...

MasyaAllah..ana sungguh terharu membaca kisah Sang Raja Wali..Teruslah menulis bang Havidz .
Wassalammualaikum


(salah satu murid Tuan Al Habib Irfan Bin Hasyim Bin Thohir RA)

Anonim mengatakan...

Saya orang yg awam bisa ga mendapat pencerahan biar menjadi orang yg berguna dan tau cara mendekatkan diri kepada allah dan nabinya.. Mohon bantuanya.. Saya ibarat pohon yg terombang ambing ombak ga tau arah