Senin, 07 Januari 2008

B-17 KESUNGGUHAN DI JALAN ALLAH

Pada 496 H, al Ghauts al A'zham menyelesaikan pendidikan agama dan ruhaninya. Kemudian, beliau menjalani mujahadah dan riyadhah sejak 496 H hingga 592 H atau selama 25 tahun. Sepanjang waktu 25 tahun ini, beliau menenggelamkan diri dalam latihan latihan ruhani yang sedemikian berat sehingga hanya dengan membaca kisahnya saja kita tidak bisa berbuat lain kecuali mengagumi Wali Agung ini. Keikhlasan dan kesungguhan beliau dalam mengendalikan nafsu sangat cepat mengantarkan beliau pada jenjang Fana fi Rasul dan Fana fi Allah.
Beliau sepenuhnya tenggelam dalam samudera cinta Allah dan Rasul-Nya. Beliau membentuk diri menjadi sebuah gunung kokoh kesabaran dan keteguhan yang tak tergoyahkan. Amat banyak peristiwa peristiwa menakjubkan yang terjadi selama masa hidup beliau. Jika semua disebutkan, maka kisah tersebut akan menghabiskan tempat berbuku buku banyaknya. Untuk memberikan sedikit gambaran mengenai keadaan beliau selama 25 tahun ini, dibawah ini kami sebutkan beberapa peristiwa.

MEMERANGI HAWA NAFSU
Suatu ketika, saat memberikan ceramah, Syekh Abdul Qadir al Jilani RA berkata, 'Selama 25 tahun aku berkelana di hutan hutan Irak. Selama 40 tahun, aku melaksanakan salat subuh dengan wudhu salat isya dan selama 15 tahun aku melaksanakan qiyamul lail hingga fajar dan menghatamkan al Quran. Selama masa ini, kadang kadang aku melewatkan 30 atau 40 hari tanpa makan secuil apapun'.
Syekh Abul Mas'ud bin Abu Bakr al Harimi RA meriwayatkan bahwa al Ghauts al A'zham suatu kali berkata kepada beliau, 'Bertahun tahun aku berjuang memerangi hawa nafsuku dengan menjalani pelbagai ujian yang berat dan ketat. Selama 1 tahun, aku hanya makan sayuran dan sama sekali tidak minum. Tahun berikutnya aku hanya minum air dan sama sekali tidak makan dan sepanjang tahun berikutnya, aku sama sekali tidak makan dan minum. Ada masa ketika aku tidak tidur sekejap mata pun.
Pada masa ini, aku bisaa menjalani pelbagai macam latihan ruhani. Ada saat saat ketika aku sedemikian rupa tenggelam dalam upaya memerangi nafsuku, sehingga aku berguling guling di atas onak duri, sampai seluruh badanku tergores dan terkoyak koyak berat, dan aku menjadi tidak sadar diri. Orang orang mengangkatku dan membawaku kepada hakim. Dia menyatakan aku telah mati. Mereka kemudian mempersiapkan ghusl dan kafan bagiku. Ketika mereka meletakkan aku pada papan untuk melakukan ghusl atasku, aku terjaga dari keadaan ruhani ini, bangkit dan berjalan pergi.
Suatu kali al Ghauts al A'zham Syekh Abdul Qadir al Jilani RA menyatakan, 'Selama tahap tahap awal mujahadahku, dalam beberapa kesempatan aku menjadi tidak sadar akan keadaan diriku sendiri. Aku bahkan tidak sadar kapan dan bagaimana aku tiba di suatu tempat. Suatu ketika, di sebuah desa dekat Baghdad, aku mengalami keadaan ruhani yang sedemikian rupa yang membuatku sepenuhnya tidak menyadari diri jasmaniku. Dalam keadaan ini, aku mulai berlari. Saat aku kembali pada kesadaran normalku, barulah aku sadar bahwa aku telah berlari selama 12 hari tanpa henti. Aku sangat takjub akan hal yang menimpa diriku. Kemudian seorang perempuan tua berlalu di dekatku sambil berkata, 'Kamu adalah Syekh Abdul Qadir. Seharusnya kamu tidak perlu heran bila hal hal semacam itu menimpa dirimu'.

BERJUMPA HADHRAT KHIDR AS
Sayyid al Ghauts al A'zham Syekh Abdul Qadir al Jilani RA menyatakan bahwa saat beliau memulai latiha latihan ruhaninya di hutan hutan Baghdad, beliau berjumpa dengan seseorang yang berwajah sangat tampan. Orang itu bertanya apakah dia mau berjalan bersama dia. Syekh Abdul Qadir al Jilani RA menjawab, 'Ya'. Orang itu kemudian berkata bahwa hal itu hanya mungkin bila Syekh Abdul Qadir al Jilani RA berjanji mematuhi semua perintahnya, dan tidak pernah bertanya mengenai apapun yang dikatakan dan diperbuatnya.
Syekh Abdul Qadir al Jilani RA segera menyanggupinya. Orang ini kemudian memerintahkan al Ghauts al A'zham untuk duduk di sebuah tempat yang ditentukannya dan berjanji tidak akan bergerak hingga dia kembali. Orang ini pergi dan kembali setelah lewat satu tahun, dan ternyata Syekh Abdul Qadir al Jilani RA masih duduk di tempat itu. Dia melewatkan beberapa saat bersama al Ghauts al A'zham dan kemudian sekali lagi memerintahkannya untuk duduk kembali dan menunggu. Yang terjadi adalah serupa dengan waktu sebelumnya. Dia kembali setahun berikutnya, pada kali itu dia membawa susu dan roti. Kemudian dia berkata, 'Aku adalah Hadhrat Khidhr dan aku telah diperintahkan untuk berbagi makanan ini denganmu'. Mereka duduk bersama dan menyantap makanan yang diberkahi ini. Hadhrat Khidhr AS kemudian bertanya, 'Wahai Abdul Qadir, apa yang kau makan selama 3 tahun di tempat ini ?'. Beliau menjawab, 'apapun yang dilemparkan orang'.

1 komentar:

Anonim mengatakan...

How to Play Baccarat - Five Easy Baccarat Game
and learn how to play and win the 인카지노 game of Baccarat by playing online baccarat with an easy to follow and free demo 바카라 사이트 mode on 메리트카지노