Senin, 07 Januari 2008

B-24 PENGARUH CERAMAH BELIAU

Ceramah beliau penuh dengan ilmu dan kebijaksanaan. Pembicaraan beliau sangat berpengaruh, sehingga para pendengarnya mencapai ekstase spiritual. Sebagian dari mereka mengoyak ngoyak pakaian mereka. Sebagian lagi jatuh tak sadarkan diri. Pada beberapa kesempatan, sebagian pendengar sedemikian tenggelam dalam samudera mutu manikam cinta Ilahi dan Rasul – Nya SAW yang dicurahkan Sang Wali Agung dalam ceramah beliau, sehingga mereka akhirnya meninggal dalam kondisi demikian ini. Dalam beberapa kesempatan, bahkan orang non muslim pun menghadiri pengajiannya. Setelah mendengar ceramah beliau, mereka akan sadar bahwa mereka tidak kuasa menolak apapun yang disampaikan beliau dan mereka dengan sukarela masuk Islam. Selain manusia bisaa, Rijal al Ghaib (pemuka alam ghaib) dan jin juga hadir di tengah para jamaah. Akabirin (para pemimpin sufi) dan masyayikh (ulama besar) juga hadir di sana. Pengajian beliau merupakan madrasah pembinaan bagi orang muda, tempat pertobatan bagi para pendosa, pemberi petunjuk bagi orang orang sesat, dan kekayaan spiritual bagi orang yang berbatin miskin.
Suara beliau sangat lantang dan jelas. Salah satu karamah dalam majelis beliau adalah bahwa setiap orang yang hadir dapat dengan jelas mendengar beliau, meskipun tentu saja pada masa itu belum ada alat pengeras suara seperti mikrofon dan sejenisnya. Seorang murid kinasih al Ghauts al A'zham menyatakan bahwa pada kurun waktu diadakannya ceramah beliau, lebih dari 100.000 pendosa besar tobat lewat tangan penuh berkah beliau dan ribuan orang Yahudi dan Nasrani menerima Islam.
Semua ulama besar sepakat bahwa selama kurun waktu tersebut, mayoritas penduduk Baghdad bertobat berkat jasa Sang Wali Agung dan sekaligus menjadi pengikut beliau. Suatu kali, 13 nashara masuk Islam dalam majelis Syekh Abdul Qadir al Jilani RA. Ketika mereka ditanya alasan mereka masuk Islam, mereka berkata bahwa sebelumnya mereka telah mendengar ajaran Islam dan hati mereka terpesona oleh din Allah ini, namun mereka masih mencari hamba Allah yang hanya dengan melihat dirinya, akan mampu mengusir kegelapan di hati mereka. Saat dalam pencarian akan hamba Allah yang sejati, mereka mendengar sebuah suara gaib, 'Pergilah pada Syekh Abdul Qadir al Jilani RA di Baghdad dan serahkan hatimu ke tangannya, karena dialah yang akan membersihkan hatimu dan memenuhinya dengan cahaya iman'. Setelah menerima pesan gaib tersebut, mereka menuju Baghdad dan menerima ajaran Islam melalui tangan Syekh Abdul Qadir al Jilani RA.
Suatu kali, seorang rahib bernama Sana'an hadir di majelis pengajian Syekh Abdul Qadir al Jilani RA dan masuk Islam melalui tangan Sang Wali Agung. Setelah masuk Islam, dia berdiri di hadapan jamaah dan berkata, 'Wahai orang orang, aku adalah penduduk Yaman dan selama bertahun tahun aku hidup dalam pengasingan sebagai rahib Nasrani. Sudah sejak lama aku menyadari kebenaran ajaran Islam, namun setelah kulihat perilaku muslim di masa ini, aku membatalkan niat masuk Islam dan bersumpah bahwa aku hanya akan masuk Islam melalui tangan orang yang paling saleh dari seluruh manusia. Setelah membuat sumpah ini, suatu malam aku bermimpi berjumpa Sayyid Isa al Masih AS yang berkata, 'Wahai Sana'an, pergilah ke Baghdad dan terimalah Islam dari tangan Abdul Qadir al Jilani RA. Di zaman ini, tidak ada manusia di bumi yang lebih saleh dan teguh dalam masalah agama selain dia, dan tidak ada manusia yang lebih mulia dibanding dia di zaman ini'. Setelah mendapat mimpi ini, hari ini aku hadir disini dan menerima Islam dan aku menjumpai dia sebagaimana yang telah kudengar'.
Ceramah al Ghauts al A'zham RA memberikan pencerahan kepada semua orang yang menghadiri majelisnya. Kata kata beliau lembut namun tegas. Beliau tidak gentar oleh kekuasaan atau status siapapun. Jika mereka berbuat salah, beliau tidak segan segan memperingatkan mereka dalam majelis beliau atau dimanapun juga. Tidak ada yang ditakutinya selain Allah dan beliau membuat orang orang yang menghadiri majelisnya menyadari hal ini. Suatu ketika, salah seorang menteri dekat Khalifah Azizuddin menghadiri majelis Syekh Abdul Qadir al Jilani RA. Melihat orang ini, Sang Wali Agung berkata, 'Keadaan orang orang semacam kamu adalah ibarat orang yang tersesat ke dalam penghambaan kepada orang lain. Lalu, siapakah yang merupakan hamba Allah yang sejati ?'. Beliau kemudian menyebut terang terangan nama Azizuddin dan berkata, 'Berdirilah, tetap berpegang pada tanganku sehingga kau dapat menjauhkan dirimu dari alam duniawi ini dan berlari menuju Penciptamu'.

Tidak ada komentar: