Senin, 07 Januari 2008

B-4 PERISTIWA PERISTIWA DI SEPUTAR KELAHIRAN

Ada 2 riwayat sehubungan dengan tanggal kelahiran al Ghauts al A'zham Syekh Abdul Qadir al Jilani RA. Riwayat pertama yaitu bahwa beliau lahir pada 1 Ramadhan 470 H. Riwayat kedua menyatakan bahwa beliau lahir pada malam 2 Ramadhan 470 H. Tampaknya riwayat kedua lebih dipecaya oleh ulama. Kelahiran al Ghauts al A'zham Syekh Abdul Qadir al Jilani RA merupakan rahmat yang besar bagi umat. Kelahirannya menandakan tibanya Sulthanul Awliya yang telah dikabarkan berabad abad sebelum beliau lahir. Sayyidah Ummul Khair Fathimah RDA berusia 60 tahun ketika Syekh Abdul Qadir al Jilani RA terlahir. Umumnya diketahui bahwa wanita pada usia ini tidak mungkin melahirkan anak. Hal ini saja sudah merupakan salah satu keajaiban di seputar kelahiran Sang Wali Agung.

KEAJAIBAN KEAJAIBAN DI SEPUTAR KELAHIRAN
Terlepas dari hal itu, masih banyak lagi peristiwa ajaib di seputar kelahiran Syekh Abdul Qadir al Jilani RA. Syekh Sayyid Syihabuddin Suhrawardi RA menyebutkan 5 keajaiban (karamah) sehubungan dengan kelahiran al Ghauts al A'zham RA dalam kitab terkenal beliau, Manaqib al Ghautsiyyah :
Pada malam kelahiran beliau, ayah beliau bermimpi bertemu Nabi Muhammad SAAW. Di dalam mimpi beliau, Nabi memberi ucapan selamat sebagai berikut, 'Wahai Abu Shalih, Allah Yang Maha Kuasa telah menganugerahimu seorang anak laki laki saleh. Dia adalah kekasihku dan juga kekasih Allah. Dia adalah yang paling mulia di antara awliya dan aqthab'.
Saat lahir, beliau memiliki tanda beruapa tapak kaki Rasulullah SAAW diatas tengkuk beliau. Ini merupakan tanda walayah (kewalian) beliau.
Allah memberi selamat kepada orangtua beliau di mimpi mereka, bahwa putra mereka kelak akan menjadi Sulthanul Awliya danorang yang menentangnya akan menjadi ghumrah (sesat).
Pada malam kelahiran beliau, sekitar 11.000 lelaki lahir di Jilan. Setiap orang dari mereka adalah wali Allah.
Beliau lahir pada malam Ramadhan dan sepanjang bulan itu (Ramadhan) beliau yang masih bayi tidak pernah menyusu setelah lewat waktu sahur dan sebelum tiba waktu ifthar. Dengan kata lain beliau sudah mulai berpuasa sejak beliau lahir. Ibu beliau berkisah bahwa beliau tidak pernah menangis minta disusui sepanjang siang dan beliau hanya mau menyusu setelah waktu ifthar tiba!.

MASA KANAK KANAK
WAFAT SANG AYAH
Setelah wafat sang ayah, sang kakeklah, Syekh Abdullah Sum'I RA yang merawat beliau. Kakek itulah yang bertanggungjawab atas berlangsungnya pernikahan orangtua sang wali besar. Beliau membentuk Abdul Qadir al Jilani sejak kanak kanak hingga menjadi pribadi yang mulia. Sang kakek melimpahi Abdul Qadir al Jilani dengan mutu manikam ruhaniah. Beliau merawat Syekh Abdul Qadir al Jilani RA dengan penuh kasih sayang dan mencurahkan padanya kata kata bijaksana.

SUARA GAIB
Abdul Qadir al Jilani tidak berperilaku sebagaimana anak anak seusianya yang menghabiskan waktunya dengan bermain dan bercanda. Sejak usia dini beliau menghabiskan waktu dalam zikir kepada Allah. Jika terbetik dalam hatinya keinginan bergabung dengan anak anak lain, maka sebuah suara gaib akan terdengar, 'Datanglah kepadaku, wahai kau yang diberkahi'. Awalnya Abdul Qadir al Jilani ketakutan apabila mendengar suara tersebut. Beliau akan berlari kepada ibunya dan duduk di pangkuannya. Bersamaan dengan berlalunya waktu, beliau menjadi terbisaa dengan suara ini. Dia tidak lagi berlari mencari ibunya, namun dia akan meninggalkan keinginan untuk bermain dan menyibukkan diri dalam ingat kepada Allah.

Tidak ada komentar: