Senin, 07 Januari 2008

B-27 KARAMAH BELIAU

MENGHILANG KE BALIK MATAHARI
Pengasuh al Ghauts al A'zham RA menceritakan bahwa sewaktu beliau masih kecil, seringkali ketika dia menggendong Syekh Abdul Qadir al Jilani RA, mendadak beliau sudah tidak ada lagi di tangannya. Dia mengatakan bahwa kemudian dia melihat beliau terbang ke langit dan bersembunyi di balik cahaya matahari. Kemudian, ketika beliau sudah dewasa, sang pengasuhnya mengunjunginya dan bertanya apakah ia masing sering melakukan apa yang dilakukannya sewaktu kecil, atau dengan kata lain, bersembunyi di balik matahari. Syekh Abdul Qadir al Jilani RA menjawab, 'Itu dulu ketika aku masih kecil, dan waktu itu aku masih lemah, aku bisaa bersembunyi di balik cahaya matahari. Kini daya dan kekuatanku sudah sedemikian besar, sehingga bila 1000 matahari datang, mereka semua akan tersembunyikan di balik diriku, bukan aku yang mereka sembunyikan'.

PERLINDUNGAN DARI PENYAKIT
Syekh Ali bin Idris Ya'qubi RA menyatakan bahwa suatu ketika pembimbing spiritualnya, Syekh Ali bin Haiti RA membawa dia menghadap al Ghauts al A'zham RA. Syekh Ali bin Idris RA mengisahkan, 'Pada saat itu beliau mengenakan selembar selendang. Beliau melepaskan selendang itu dan mengenakannya padaku dan berkata, 'Sejak saat ini, kamu akan terlindung dari segala penyakit'. Sejak hari itu hingga saat ini aku berusia 65 tahun, aku sama sekali tidak pernah sakit'.

SEEKOR SINGA TAKLUK
Syekh Abu Mas'ud bin Abu Bakar al Harimi RA mengabarkan bahwa pada masa itu ada seorang wali besar bernama Syekh Ahmad Jami RA. Dia bisaa menunggang singa ke manapun pergi. Pada setiap kota yang disinggahinya, dia bisaa meminta penduduk menyediakan seekor sapi untuk makanan singanya. Suatu kali, dia tiba di sebuah kota dan meminta para wali yang tinggal di kota itu untuk menyediakan seekor sapi. Wali itu memberikan seekor sapid an berkata, 'Jika anda singgah di kota Baghdad, singa anda akan disambut baik'.
Syekh Ahmad Jami RA kemudian pergi menuju Baghdad. Setiba di Baghdad, dia mengirim salah satu muridnya kepada Syekh Abdul Qadir al Jilani RA dan meminta agar dikirimi seekor sapi untuk makanan singanya. Al Ghauts RA telah mengetahui sebelumnya bahwa Syekh Ahmad Jami RA akan datang, beliau sudah mempersiapkan seekor sapi untuk singa itu. Atas permintaan Syekh Ahmad Jami RA itu, Syekh Abdul Qadir al Jilani RA menutus seorang muridnya membawa seekor sapi. Ketika murid ini membawa sapi itu, seekor anjing liar tua yang lemah, yang bisaa duduk di luar rumah Syekh Abdul Qadir al Jilani RA berjalan membuntuti si murid. Si murid menyerahkan sapi itu kepada Syekh Ahmad Jami RA yang kemudian membuat isyarat kepada singa untuk makan. Ketika sang singa berlari menghampiri sapi, anjing itu menyerang singa. Dia menerkam leher singa dan membunuhnya dengan membedah perutnya. Anjing itu kemudian menyeret bangkai singa itu dan meletakkannya di hadapan Syekh Abdul Qadir al Jilani RA.
Melihat hal ini, Syekh Ahmad Jami RA menjadi sangat malu. Beliau kemudian menemui al Ghauts al A'zham RA dan meminta maaf akan sikap takaburnya itu. Peristiwa itu menunjukkan, bahkan seekor anjing yang bisaa duduk di depan rumah Syekh Abdul Qadir al Jilani RA pun memiliki kekuatan yang luar bisaa. Hal ini disebabkan oleh berkah yang terdapat pada serambi rumah beliau. Peristiwa itu juga menunjukkan bahwa binatang pun menghormati dan tunduk pada awliya Allah. Ala hadhrat, Syekh Imam Raza al Qadiri RA mengabadikan kejadian itu dalam bentuk puisi. Dia berkata ;
Kya Dab'be Jis Pe Himayat Ka Ho Panja Tera
Sher Ko Khatre me Lata, Nahi Kut'ta Tera

MIMPI SYEKH ALI BIN HAITI
Suatu kali, ketika al Ghauts al A'zham RA sedang menyampaikan ceramah, Syekh Ali bin Haiti RA duduk di depan beliau. Di tengah pengajian, Syekh Ali bin Haiti RA jatuh tertidur. Syekh Abdul Qadir al Jilani RA yang melihat hal itu, turun dari mimbar dan berdiri di hadapan Syekh Ali bin Haiti RA dengan kedua tangan bersedekap penuh takzim. Selang beberapa saat, Syekh Ali bin Haiti RA terbangun dan melihat Syekh Abdul Qadir al Jilani RA berdiri di hadapannya. Dia segera bangkit berdiri, Syekh Abdul Qadir al Jilani RA tersenyum dan berkata, 'Alasan mengapa aku berdiri dihadapannya adalah karena dia melihat dengan mata batinnya Nabi Muhammad SAW di dalam mimpinya dan aku melihat Nabi SAW dengan mata lahirku'.

Tidak ada komentar: