Senin, 07 Januari 2008

B-32 CERAMAH BELIAU

Syekh Abdul Qadir al Jilani RA menyampaikan ribuan ceramah sepanjang hayat beliau, di depan pengajian yang dihadiri ribuan orang awam, ulama dan wali. Diriwayatkan dari sumber yang terpercaya bahwa pada saat disampaikannya pengajian beliau, terdapat sekitar 400 penulis yang mencatat ceramah beliau.

CERAMAH PERTAMA, JUMAT 15 SYAWWAL 545 H
Hati awliya Allah adalah suci dan bersih. Mereka adalah orang orang yang sudah bercerai dari makhluk dan tengelam dalam cinta kepada Sang Pencipta. Mereka telah menceraikan dunia dan mempersiapkan diri untuk Hari Kemudian. Kau tidak akan bias mengenali mereka, karena kau tersesat dalam dunia ini. Terbentang jarak amat jauh antara kau dengan mereka. Jika ada saudaramu mukmin yang memberimu nasihat, jangan melakukan hal yang bertentangan dengan perkataannya, karena dia bias melihat hal hal pada dirimu yang tidak bias kau lihat. Nabi SAW bersabda, 'Seorang muslim adalah cermin bagi muslim lainnya'.
Seorang mukmin sejati akan selalu memberi nasihat kepada saudaranya sesama muslim, tulus dari dasar hatinya. Dengan terbuka dia katakana kelemahan dan kekurangan saudaranya. Allah Yang Maha Suci telah meletakkan di hati muslim semangat untuk menasehati saudaranya, termasuk pada hatiku. Amalan yang paling kusenangi adalah memberi nasihat dan menyampaikan kebenaran kepadamu, dan menjelaskan kepadamu apa yang kumengerti. Sebagai imbalannya, aku tidak menginginkan apapun dari dunia ini maupun di dunia nanti. Yang kuinginkan adalah ridho Kekasihku dan ini adalah doaku. Ya, aku sangat berbahagia ketika umatku mencapai keberhasilan dan kemakmuran dan kemunduran kaumku terasa olehku laksana panah panah yang menusuk hatiku. Bila salah satu muridku mencapai keberhasilan, maka hati terasa sangat bahagia, sehingga kutundukkan hati dan kepalaku ke hadirat Sang Penciptaku. Wahai hamba Allah !, perbaikan keadaanmulah yang menjadi tujuanku. Aku tidak memiliki pamrih pibradi, karena jenjang itu telah kutaklukkan. Aku ingin menggandeng tanganmu dan membimbingmu menuju jalan yang lurus, maka jangan segan meminta pertolongan dan bantuanku di jalan ini, sehingga kau dapat mencapai keberhasilan, aku dapat memperindah dirimu di hadapan Allah dan bukan dalam pandangan manusia, yang kuinginkan adalah menunjukkan padamu siapakah dirimu sesungguhnya. Seperti apakah keadaanmu ?. apakah seperti setitik air dalam segumpal daging yang mati, atau laksana sepotong bangkai yang dipenuhi belatung dan ulat, dibiarkan untuk burung pemakan bangkai dan hewan hewan lain.
Engkau harus paham bahwa orang yang mengajakmu taat dan menjadi hamba para raja dunia ini dan menuangkan pada hatimu ketamakan dunia, emas dan perak, yang kau anggap lebih berharga daripada harta kekayaanmu yang sejati (iman), sesungguhnya ia sedang menyesatkanmu. Dia tidak lain adalah setan.
Ingatlah pada Allah !, balasan atas ketamakan ini tidak lain adalah hilangnya kemuliaan dan timbulnya kehinaan. Rasul SAW tercinta telah menyatakan, 'Orang yang paling pantas menerima muka Allah adalah orang yang menghasratkan hal hal (dunia) melebihi kebutuhannya (karena tamak)'. Jika kau berpikir manusia dapat memberimu keuntungan berlimpah, sehingga akan menelan segala sesuatu, maka sesungguhnya kau belum mengerti Rahasia Taman Taqir. Ini adalah bisikan setan dalam hatimu. Sesungguhnya kau bukanlah hamba Allah, tetapi kau adalah hamba nafsumu dan pembantu pembantu setan.
Ceraikanlah kecintaan pada uang dan harta benda dan cobalah bebaskan dirimu dari penjara dunia ini. Jika kau ingin merdeka darinya, maka kau memerlukan bimbingan seseorang. Maka kau harus mencari seorang pembimbing. Ingatlah, bahwa jika kau mencari seorang bimbingan semacam itu dengan mata jasmanimu, itu tak ada bedanya dengan mencari cari sesuatu dalam gelap. Bimbingan ini hanya bisa ditemukan dengan menggunakan mata hati dan pandangan ruhani. Jika kau ingin menjumpai bimbingan itu, maka syaratnya adalah iman. Jika kau tidak memiliki iman, maka kau tidak akan pernah memiliki pandangan batin. Allah berfirman, 'Bukan mata jasmani yang buta, namun butanya mata yang ada di dalam dada'. (QS al Hajj 22:46). Perumpamaan ketamakan terhadap dunia adalah ibarat seseorang yang memberikan uang dinar untuk ditukar dengan jerami. Jerami akan segera terbakar dan musnah, sedangkan dinar yang sebelumnya kau miliki, hilang sudah.
Jika imanmu lemah, pastilah kau akan memburu dunia. Cobalah perkuat imanmu sehingga derajatmu dapat terangkat dan memiliki keyakinan sejati kepada Allah. Bila imanmu bertambah kuat, maka kau akan melihat bahwa keyakinanmu kepada Allah akan bertambah kokoh pula, dan kau akan menyaksikan kebutuhanmu dipenuhi-Nya bahkan tanpa sepengetahuanmu. Bila kau menjauhi keramaian orang, kau akan menyadari bahwa kau akan mencapai tingkat dimana kau siap dan rela memberikan hidupmu ke tangan Malaikat Maut. Kau tidak akan memikirkan hal itu, juga mengenai kemana gelombang laut Kebenaran Sejati akan membawamu.
Maka kekhawatiran dan kesenangan duniawi sama sekali tidak akan mempengaruhi dan mengganggu jiwamu. Nabi bersabda, 'Ceraikanlah pikiranmu dari dunia ini semampu kalian'. Wahai hamba Allah!, cobalah bebaskan dirimu dari belenggu dunia ini. Tambatkan dirimu dengan tali kokoh rahmat Allah, yang dengan mantap akan menarik bahtera hatimu menuju pantai sejati Samudera Cinta. Allah berkuasa atas segala sesuatu. Dia Sang Maha Tahu. Segala sesuatu ada di dalam kendali-Nya. Jika kau mendambakan Dia, pertama tama mintalah kebersihan bagi hatimu. Mohonlah iman dan makrifat. Mohonlah ilmu. Mohonlah keridhaan hati. Mohonlah cahaya hati. Mohonlah cinta dan kasih sayang-Nya. Mintalah semua ini dari-Nya.
Jika kau memperoleh ini semua, maka kau telah memiliki segalanya. Jangan tadahkan tanganmu kepada yang lain. Tujuanmu adalah Dia. Tidak ada guna memohon kepada orang yang sombong dan angkuh di dunia ini. Wahai hamba Allah, jika kau hanya mengucapkan kalimat syahadat dengan lidahmu, dan hatimu tidak memunculkan kesaksian ini dalam perbuatanmu, maka sesungguhnya kau belum bergerak selangkah pun menuju Sang Pencipta.
Kesungguhan perjalanan (menuju Allah) tergantung pada laju (ruhani) dan kekuatan hati. Kedekatan sejati adalah kedekatan jiwa. Amal saleh sejati adalah amal yang disertai jiwa, atau dengan kata lain, keikhlasan. Perbuatan baik ini hanya dapat dilaksanakan jika kau tetap berada di dalam batas batas yang ditetapkan syariat dan disertai perlindungan syariat. Ini semua hanya bisa dicapai oleh hamba Allah yang sejati dan saleh. Ini harus menjadi mistar pengukurmu. Jika manusia tidak mempergunakan jiwanya sebagai mistar, maka dia tidak akan berhasil. Tindakan atau amalan yang dilakukan untuk memamerkan kesalehan diri bukanlah amal yang sejati. Amal kebaikan yang sejati dilakukan dengan sembunyi sembunyi. Orang hanya wajib melaksanakan fara'idhnya secara terbuka, karena memang diharuskan. Amalan seseorang tergantung kepada tawhid dan keikhlasannya. Jika dua hal ini tidak ada, maka amalan seseorang tidak ubahnya laksana sebuah bangunan tanpa pondasi yang kokoh. Tidak akan lama waktunya bagi bangunan itu untuk rubuh dan runtuh. Pertama tama bangun dan perkokoh pondasi ini, setelah itu dirikanlah bangunan yang megah.
Jika Allah berkehendak, maka bangunan semacam itu tidak akan pernah ambruk atau hancur, karena bangunan ini memiliki pondasi yang kokoh. Hanya dengan menerima keesaan Allah, amal amalmu akan dapat bercahaya di angkasa ruhani sebagaimana bulan purnama dan akan mencurahkan sinar sebagaimana matahari.

Tidak ada komentar: